Kali ini mystupidtheory membawakan sambungan dari tulisan yang kemarin mengenai Penggunaan Mangkok Plastik dan Kaca, masih di area dapur, kita akan bahas tentang material peralatan masak terbaik. Kenapa materi ini kurasa penting? Karena ibu-ibu harus tahu, dapur merupakan keperluan yang vital dalam rumah tangga. Dapur yang sehat akan membuat anak-anak menjadi sehat pula.
Jiaah.. Udah bicarain dapur aja, padahal Koki buat masak di dapurnya aja belum ada!
Ok. Back to the topic! Dibawah ini aku coba jabarkan kelebihan dan kelemahan dari material peralatan dapur yang sering kita gunakan.
Beragam bahan kimia yang digunakan sebagai material dasar pembuatan alat-alam memasak di dapur. Bahan kimia ini tentu saja memiliki sifat yang berbeda-beda. Oleh karena itu kita perlu mengetahui sifat-sifatnya agar dapat menggunakannya dengan baik.
Alumunium dikenal sebagai material peralatan memasak karena memiliki berat yang relatif ringan, dapat menghantarkan panas dengan baik dan tidak terlalu mahal alias ekonomis. itulah yang menyebabkan banyak sekali yang menggunakan peralatan masak berbahan alumunium.
Saat digunakan dalam proses memasak, alumunium dapat terlarut atau tercampur dengan makanan. Semakin lama kontak dengan alumunium ini, maka semakin banyak jumlah alumunium yang tercampur dalam makanan.
Artinya, semakin lama memasak makanan dengan panci alumunium, atau semakin lama menyimpan makanan di wadah alumunium, maka semakin tinggi kandungan alumunium dalam makanan tersebut.
Bahan makanan yang asam seperti tomat, dapat menyerap alumunium lebih banyak lagi.
Walaupun alumunium dapat bercampur dengan makanan yang dimasak, tetapi kisaran yang tercampur sangat kecil, hanya sekitar 2mikro gram/hari dari batas wajar 10 mikro gram/hari (standard pemerintah Kanada). Walaupun ada kecurigaan bahwa kandungan alumunium berhubungan dengan penyakit alzheimer, tetapi belum ada bukti konkrit mengenai hal ini.
Orang dewasa mampu mengkonsumsi alumunium sejumlah 50 mikro gram dan tidak mengalami gangguan kesehatan apapun. Jadi penggunaan alumunium masih dapat dianggap wajar, dan aman, walaupun perlu diantisipasi dampak buruknya juga.
Alumunium jenis ini memiliki keunggulan yaitu permukaanya tidak melengket sehingga mudah dibersihkan(dicuci) dan dapat mengurangi pelarutan alumunium pada makanan yang kita masak.
Besi merupakan zat yang diperlukan tubuh dalam membentuk sel darah merah. Penggunaan bahan besi sebagai wadah masak dapat menunjang 20% dari kebutuhan besi harian kita. Jadi menggunakan besi sebagai peralatan memasak merupakan hal yang dianjurkan.
Stainless Steel terbuat dari besi dan campuran logam lainnya. Sifatnya kuat, tidak mudah tergores, mudah dibersihkan, awet dan tidak mahal. Itulah yang menyebabkan bahan ini populer. Campuran logam di dalamnya yaitu Nikel, Chromium dan Besi memiliki dampak bagi kesehatan.
Nikel digunakan untuk melapisi Stainless Steel agar tidak terkorosi. Hal ini menyebabkan tidak banyak jumlah nikel dan logam lain yang tercampur ke dalam masakan.
Nikel tidak beracun bagi tubuh dalam kadar kecil, jika dalam jumlah yang terlalu banyak juga akan berbahaya. Sebagian orang memiliki alergi pada Nikel. Orang dewasa yang normal mampu mengonsumsi nikel sebanyak 150-250 mikro gram perhari, jauh lebih banyak dari kadar Alumunium.
Sedikit Chromium yang dikonsumsi akan berdampak baik bagi kesehatan seseorang. Tetapi pada kadar terlalu tinggi, chromium dapat membahayakan. Jumlah kadar konsumsi harian yang normal untuk Chromium ialah 50 hingga 200 mikrogram.
Proses pemasakan makanan dengan peralatan stainless steel hanya akan meningkatkan kadar chromium pada 45 mikrogram.
Penggunaan Plastik dan kaca dalam memasak telah kujabarkan di judul : Penggunaan Mangkok Plastik dan Kaca Berdasarkan Ilmu Kimia
Itulah beberapa informasi dan tips mengenai peralatan dapur menurut ilmu kimia yang perlu diperhatikan. Semoga artikel material bahan kimia pada peralatan memasak ini bermanfaat.
Jiaah.. Udah bicarain dapur aja, padahal Koki buat masak di dapurnya aja belum ada!
Ok. Back to the topic! Dibawah ini aku coba jabarkan kelebihan dan kelemahan dari material peralatan dapur yang sering kita gunakan.
Kelebihan dan Kelemahan dari Material Peralatan Masak di Dapur
![]() |
Material Peralatan Memasak |
Alumunium
![]() |
Peralatan masak alumunium |
Saat digunakan dalam proses memasak, alumunium dapat terlarut atau tercampur dengan makanan. Semakin lama kontak dengan alumunium ini, maka semakin banyak jumlah alumunium yang tercampur dalam makanan.
Artinya, semakin lama memasak makanan dengan panci alumunium, atau semakin lama menyimpan makanan di wadah alumunium, maka semakin tinggi kandungan alumunium dalam makanan tersebut.
Bahan makanan yang asam seperti tomat, dapat menyerap alumunium lebih banyak lagi.
Walaupun alumunium dapat bercampur dengan makanan yang dimasak, tetapi kisaran yang tercampur sangat kecil, hanya sekitar 2mikro gram/hari dari batas wajar 10 mikro gram/hari (standard pemerintah Kanada). Walaupun ada kecurigaan bahwa kandungan alumunium berhubungan dengan penyakit alzheimer, tetapi belum ada bukti konkrit mengenai hal ini.
Orang dewasa mampu mengkonsumsi alumunium sejumlah 50 mikro gram dan tidak mengalami gangguan kesehatan apapun. Jadi penggunaan alumunium masih dapat dianggap wajar, dan aman, walaupun perlu diantisipasi dampak buruknya juga.
Anodized Alumunium
Alumunium yang berikan asam di bagian permukaannya kemudian di aliri listrik sehingga membentuk lapisan alumunium oksida disebut dengan Anodized Alumunium.Alumunium jenis ini memiliki keunggulan yaitu permukaanya tidak melengket sehingga mudah dibersihkan(dicuci) dan dapat mengurangi pelarutan alumunium pada makanan yang kita masak.
Jadi penggunaan Anodized Alumunium lebih dianjurkan daripada alumunium biasa.
Besi dan Stainless Steel
![]() |
Peralatan masak Stainless Steel |
Stainless Steel terbuat dari besi dan campuran logam lainnya. Sifatnya kuat, tidak mudah tergores, mudah dibersihkan, awet dan tidak mahal. Itulah yang menyebabkan bahan ini populer. Campuran logam di dalamnya yaitu Nikel, Chromium dan Besi memiliki dampak bagi kesehatan.
Nikel digunakan untuk melapisi Stainless Steel agar tidak terkorosi. Hal ini menyebabkan tidak banyak jumlah nikel dan logam lain yang tercampur ke dalam masakan.
Nikel tidak beracun bagi tubuh dalam kadar kecil, jika dalam jumlah yang terlalu banyak juga akan berbahaya. Sebagian orang memiliki alergi pada Nikel. Orang dewasa yang normal mampu mengonsumsi nikel sebanyak 150-250 mikro gram perhari, jauh lebih banyak dari kadar Alumunium.
Sedikit Chromium yang dikonsumsi akan berdampak baik bagi kesehatan seseorang. Tetapi pada kadar terlalu tinggi, chromium dapat membahayakan. Jumlah kadar konsumsi harian yang normal untuk Chromium ialah 50 hingga 200 mikrogram.
Proses pemasakan makanan dengan peralatan stainless steel hanya akan meningkatkan kadar chromium pada 45 mikrogram.
Penggunaan Plastik dan kaca dalam memasak telah kujabarkan di judul : Penggunaan Mangkok Plastik dan Kaca Berdasarkan Ilmu Kimia
Cara Meminimalisir Gangguan Kesehatan Akibat Peralatan Memasak
- Jangan memasak atau menyimpan makanan dalam wadah dan peralatan masak Alumunium
- Jangan menggunakan peralatan memasak yang memiliki lapisan logam murahan. Kriteria murahan disini ialah yang mudah sekali tergores.
- Jika ada keluarga yang alergi nikel, maka hindari penggunaan material peralatan dapur dari nikel.
- Jangana taruh makanan yang sangat asam dalam wadah alumunium. Makanan yang sangat asam di Indonesia terutama ialah sambal. Gunakan wadah kaca untuk penyimpanan sambal dalam jangka waktu lama.
Itulah beberapa informasi dan tips mengenai peralatan dapur menurut ilmu kimia yang perlu diperhatikan. Semoga artikel material bahan kimia pada peralatan memasak ini bermanfaat.